Jika Yesus Kristus Benar, Berarti .... ?



Sebelum kita menuju pada rincian Bibel mengenai peristiwa - peristiwa yang berkaitan dengan Kristus dan penyalibannya, tampaknya tepat untuk memaparkan di sini secara ringkas pemahaman Muslim Ahmadiyah mengenai apa yang telah terjadi selama dan sesudah penyaliban Yesus Kristus. Masalah ini akan disinggung secara ringkas di sini dan pembahasan secara rinci akan ditampilkan belakangan. 

Kami percaya bahwa penyaliban Yesus merupakan suatu rencana untuk mencabut nyawa beliau, seperti pembunuhan berencana lainnya. Penyaliban hanyalah senjata yang telah digunakan dalam rencana pembunuhan itu. Bagaimanapun rencana untuk menyalibkan beliau telah gagal menimbulkan kematian. Dengan kata lain mereka telah gagal menyalib beliau. Ketika kami mengatakan hal itu, kami mengungkapkan pendapat kami persis seperti apa yang akan kami lakukan pada kasus pembunuhan berencana mana pun.

Jika suatu rencana dilakukan untuk mencabut nyawa seseorang dan rencana itu gagal, tidak dapat dikatakan bahwa calon korban tersebut telah terbunuh. Misalnya, jika rencana semacam itu dilakukan dengan sebilah pedang, dan rencana itu gagal, tidak ada yang dapat mengatakan bahwa korban itu telah dibunuh dengan pedang. Jadi, kami percaya sebagai warga Muslim Ahmadiyah, bahwa yang telah dilakukan itu hanyalah suatu rencana untuk membunuh Yesus, sedangkan penyaliban merupakan alat bagi pembunuhan yang direncanakan itu.

Setelah mengalami penderitaan hebat beberapa jam di tiang salib, sebelum kematian dapat merenggut beliau, beliau telah diturunkan dari tiang salib dalam keadaan koma berat yang darinya beliau telah dipulihkan belakangan. Sebagaimana tidak ada negara yang dapat mengizinkan perlindungan hukum terhadap orang yang telah dijatuhi hukuman mati apabila dia selamat dari eksekusi, demikian pula dalam hukum Kerajaan Romawi; tidak ada kekebalan yang dapat diberikan kepada Yesus di balik penyalibannya. 

Hal itu memberikan cukup alasan bagi Yesus untuk melarikan diri dari wilayah Kerajaan Romawi menuju negeri yang bebas. Namun beliau juga harus melaksanakan suatu tugas dan harus memenuhi suatu nubuatan. Di sana terdapat domba-domba Bani Israil yang hilang, yang setelah eksodus (pengungsian) mereka akibat serbuan kerajaan - Babylonia dan Romawi telah terpencar di berbagai negeri timur, menantikan bimbingannya. Inilah alasan kuat lainnya bagi Yesus untuk hijrah dari tanah Judea menuju negeri-negeri asing tempat bangsa-bangsa Yahudi telah menetap selama beberapa abad. Hal ini memadai untuk saat ini.

Saya ingin menegaskan suatu hal kepada mereka yang menuntut dari kami bukti kematian alamiyah Yesus Kristus setelah beliau selamat dari tiang salib. Mereka memindahkan beban pembuktian kepada kami tanpa dasar kebenaran. 

Banyak fenomena yang diketahui oleh manusia dan yang dipahami secara universal. Kita mengetahui bahwa jangka hidup manusia di bumi tidak lebih dari 150 tahun; yang pasti bukanlah 1000 tahun atau lebih dari itu. Inilah pengalaman umum yang berkaitan dengan jangka hidup manusia di bumi. Jika seseorang berpendapat bahwa sesuatu yang bertentangan dengan ketentuan tersebut telah terjadi, maka beban pembuktian jatuh pada kedua pundaknya, bukan pada orang yang lebih percaya pada ketentuan tersebut dibandingkan dengan pengecualian tadi. 

Hal ini harus diterapkan pada kondisi yang mengitari kehidupan dan kematian Yesus Kristus. Mereka yang percaya bahwa beliau tidak mati; harus memberikan bukti. Namun, mereka yang menyatakan bahwa beliau tentu sudah mati, cukup mengikuti hukum alam tersebut dan seharusnya tidak dituntut untuk membuktikannya lebih dari itu. Jika tidak, setiap orang dapat menda'wakan bahwa nenek-moyangnya belum mati. Jika "penda'wa" seperti itu pergi kesana-kemari menantang setiap orang untuk membuktikan tidak terjadi demikian, maka apa reaksi yang akan diberikan orang-orang? 

Bagaimana sikap seorang pendengar yang malang menghadapi tantangan seperti itu? Dia hanya dapat menyatakan bahwa hukum-hukum alam berlaku bagi setiap manusia, tanpa kecuali. Jika seseorang membuat penda'waan yang bertentangan dengan hukum-hukum alam, maka tanggung jawab pembuktian berada pada dirinya. Inilah jawaban pertama, tetapi saya akan mengambil suatu sikap yang rendah-hati lainnya untuk mencoba membuat hal-hal ini lebih jelas dari suatu sudut pandang lain.

Bagaimanapun hubungan beliau dengan Tuhan, apakah Yesus Kristus memang tidak bisa mati? Orang-orang Kristen sendiri percaya bahwa beliau sudah mati. Jika mati itu bertentangan dengan sifat-sifatnya, maka hal ini tentu tidak terjadi pada kesempatan pertama. Paling tidak, kita semua setuju bahwa beliau sudah mati sekurang-kurangnya satu kali. Penyelidikan yang masih tersisa adalah, kapan beliau mengalami kematian. Apakah di tiang salib, ataukah sesudahnya?

Tanda Yunus

Kami dapat membuktikan dari Bible bahwa Tuhan tidak meninggalkan Yesus dan telah menyelamatkan beliau dari kematian hina di tiang salib. Hal ini dapat dipelajari berdasarkan fakta-fakta yang berkaitan dengan masa-masa sebelum penyaliban, juga fakta-fakta pada penyaliban itu sendiri dan sesudahnya seperti yang dikaitkan oleh Perjanjian Baru.

Jauh sebelum penyaliban, Yesus telah berjanji bahwa tidak ada Tanda yang akan diperlihatkan bagi orang-orang kecuali Tanda Yunus:
Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Parisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari padamu." Tetapi jawabnya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal dalam perut ikan tiga hari: tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Yunus." (Matius 12:38-41)

Jadi sebelum kita menyimpulkan apa yang telah terjadi pada Yesus, kita harus memahami apa yang telah terjadi pada Yunus, sebab Yesus menda'wakan bahwa mukjizat yang sama akan berulang kembali. 

Apa Tanda Nabi Yunus? Apakah beliau mati dalam perut ikan dan apakah kemudian beliau dihidupkan kembali dari kematian? Ada kesepakatan di kalangan segenap ulama Kristen, Yahudi dan Islam bahwa Yunus tidak mati dalam perut ikan. Beliau berada dalam kondisi genting antara hidup dan mati dan secara mukjizat telah diselamatkan dan situasi tersebut, sedangkan orang lain dalam posisi beliau itu tentu akan mati. Demikianlah beberapa hukum alam yang halus, di bawah perintah Ilahi, tentu telah bekerja-sama untuk menyelamatkan beliau dari kematian. 

Ingat, kita tidak sedang memperdebatkan masalah apakah itu mungkin atau tidak. Kami hanya menunjukkan bahwa Yesus, tatkala beliau mengatakan bahwa yang terjadi pada Yunus juga akan terjadi pada diri beliau, hanya dapat berarti bahwa apa yang dipahami setiap orang tentang peristiwa yang telah terjadi dalam kasus Nabi Yunus akan terjadi pula pada diri beliau. 

Tidak seorang pun di seluruh dunia Yahudi, di tanah Judea ataupun di kawasan lain tempat orang-orang Yahudi telah tersebar dan menetap, telah menerima pesan yang berbeda dari penda'waan Yesus tersebut. Mereka semua percaya bahwa Nabi Yunus, secara mukjizat atau melalui cara lain telah bertahan hidup selama tiga hari tiga malam dalam perut ikan dan tidak mati sedetik pun dalam periode tersebut. 

Memang kami memiliki pendapat sendiri mengenai hal ini. Kisah Nabi Yunus sebagaimana yang diajarkan oleh Alquran kepada kami tidak memaparkan di suatu tempat pun bahwa selama tiga hari tiga malam Nabi Yunus mengalami cobaan dalam perut ikan. Baiklah kita kembali ke permasalahan pertama dan mencoba menyoroti kesamaan-kesamaan nyata yang telah dinubuatkan oleh Yesus Kristus antara Nabi Yunus dengan beliau sendiri. 

Kesamaan-kesamaan itu dengan jelas menyatakan tentang jangka masa tiga hari tiga malam dalam kondisi-kondisi yang sangat genting dan tentang terhindar dari kematian secara mukjizat, bukan dalam hal kembali hidup dari kematian. Hal yang sama, dinyatakan oleh Yesus, akan terjadi pada diri beliau.

Janji Yesus Kepada Bani Israil

Bukti penting kedua adalah, Yesus mengatakan kepada umatnya bahwa domba-domba Bani Israil yang hidup dalam dan sekitar Judea bukanlah satu-satunya dan bahwa beliau telah diutus oleh Tuhan bukan hanya kepada mereka melainkan juga kepada domba-domba lain yang berasal dan rumpun yang sama. Sebagaimana beliau datang untuk menyelamatkan mereka, beliau juga akan pergi dan menyelamatkan yang lainnya.
"Ada lagi padaku domba-domba lain, yang bukan dari kandang - kandang ini. Domba - domba itu harus kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suaraku dan mereka akan menjadi suatu kawanan dengan satu gembala." (Yahya 10:6)
Sekarang berdasarkan pengetahuan yang umum di antara masa janji beliau itu dengan saat Penyaliban, beliau tidak pernah meninggalkan tanah Judea kemana pun. Pertanyaannya adalah, jika Yesus telah naik ke langit untuk selamanya, apakah domba-domba Israil yang telah hilang itu juga telah naik lebih dahulu? 

Orang-orang Kristen percaya bahwa setelah diturunkan dari tiang salib sebagai orang mati, ruh beliau kembali ke dalam tubuh beliau setelah tiga hari atau lebih, kemudian beliau terlihat naik ke atas awan dan lenyap ke dalam langit yang tidak diketahui, hanya untuk mencapai singgasana tertinggi milik Bapaknya, dan sejak itu beliau duduk di sebelah kanan sang Bapak untuk selamanya. 

Jika hal ini benar, kita pasti akan menghadapi pilihan yang sangat sulit. Kita harus memilih di antara kedua posisi, pertama yang telah diambil oleh Yesus sendiri dan yang lainnya oleh para pengikut beliau. Kedua posisi tersebut benar-benar tidak dapat berdamai sehingga dengan menerima satu posisi pasti akan menolak posisi lainnya. 

Jika Yesus benar, sebagaimana yang kami percayai, maka sebelum naik ke langit beliau seharusnya ingat akan janji beliau sendiri dan meminta tambahan waktu dari Tuhan Bapak untuk menunda agak lama di bumi sehingga beliau dapat pergi ke negeri-negeri tempat suku-suku Israil telah pergi dan menetap sebelum kedatangan beliau. 

Beliau tidak dapat naik ke langit tanpa mengingkari janji dan kepercayaan yang diberikan kepada beliau, menodai dan merusak gambarannya sebagai Tuhan yang sempurna dan juga sebagai manusia sempuma. 

Jika sebaliknya para theolog Kristen dianggap benar dan diakui bahwa Yesus sungguh - sungguh lupa terhadap janji beliau kepada Bani Israil dan langsung naik ke langit, maka dengan berat hati kita harus menyimpulkan bahwa para theolog Kristen memang benar, tetapi Ajaran Kristen telah berubah menjadi salah. Sebab, jika Yesus terbukti salah berarti Ajaran Kristen tidak benar.

Kami percaya, bahwa beliau seorang nabi Allah yang benar dan tidak mungkin memberikan janji palsu. Yang beliau maksud dengan domba hilang adalah 10 suku Israil, yang telah berpindah dari tanah Judea sebelumnya dan pergi ke negeri-negeri timur yang jauh. Janji beliau, oleh karenanya adalah, beliau tidak akan terbunuh di tiang salib, tetapi akan diberikan umur panjang untuk memenuhi misi beliau, dan bahwa beliau bukanlah seorang nabi yang hanya diperuntukkan bagi 2 suku Israil yang hidup di sekitar beliau saja, tetapi bagi seluruh suku Israil. Secara bersamaan, kedua bukti di atas menampilkan petunjuk positif mengenai apa yang bakal terjadi pada Yesus Kristus setelah Penyaliban.

4 komentar:

  1. Sebenernya agama anda itu apa sih???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimkasih
      Agama saya Islam dari Firqah " Ahlul Sunnah Wal Jamaah " bukan Ahmadiyah, Syi'ah atau pun Wahabbiyah

      Hapus
  2. Mungkin pertanyaan yang dimaksud komentar di atas adalah sebenernya ini blog Islam atau blog ahmadiyah?
    Begitu ya?
    Mohon diperjelas ya admin, sebagai pengelola blog...
    agar pembaca jelas dan tidak salah "kamar"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimkasih
      Agama saya Islam dari Firqah " Ahlul Sunnah Wal Jamaah " bukan Ahmadiyah, Syi'ah atau pun Wahabbiyah

      Sedangkan kata ahmadiyah tersebut pada tulisan di atas memang berasal dari penulisnya dan sengaja tidak saya rubah untuk mempertegas bahwa seluruh firqah dalam islam terhadap ketuhanan yesus pandangannya relatuf sama, kecuali bahaiyah

      Hapus

Ahmadiyah (1) Akhlak (26) Bibel (6) Dajjal (1) Dakwah (43) Fatwa (2) Firqah (3) Hak Azazi Manusia (16) Ijtihad (2) Islam (33) Jihad (19) Kristen (19) Liberalisme (49) Mualaf (9) Muslimah (15) Natal (2) NU (1) Orientalis (9) Peradaban (52) Poligami (11) Politik (34) Ramadhan (10) Rasulullah (24) Ridha (5) Sahabat (1) Sejarah (42) Suharto (1) Tasawuf (29) Tauhid (21) Tawakal (4) Teroris (16) Trinitas (9) Ulama (1) Yahudi (37) Yesus Kristus (34) Zuhud (8)