Keadilan adalah di antara buah rahmatan lil'aalamiin. Ia adalah misi
terbesar Islam setelah kebenaran, bahasa setiap hati nurani, pilar
kedamaian, ketenangan, keamanan, kesejahteraan, dan keselamatan.
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat bijak,
berbuat baik pada kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.” (QS an-Nahl [16]: 90).
Keadilan
adalah penyebab Allah jatuh cinta pada hamba-Nya (QS al-Muntahanah [60]:
8). Dan, Rasulullah SAW menempatkan sebagai peringkat pertama dari
tujuh golongan umatnya yang mampu menegakkan keadilan sebagai pihak yang
akan mendapatkan pernaungan ternyaman pada saat kegetiran Hari
Pengadilan.
Ketahuilah, wahai saudaraku sebangsa dan setanah
air, terutama para pemangku kepentingan di negeri ini! Allah melarang
keras mereka yang mempermainkan hukum keadilan berdasarkan hawa
nafsunya, kebencian, atau dendam atau tidak berbuat adil karena cinta,
keluarga, atau kerabatnya. "Janganlah kalian berbuat zalim karena
kebencian kalian." (QS al-Maidah [6]: 8). "Berbuat adillah walau kepada
orang terdekatmu ...."(QS al-An'am [7]: 152).
Rakyat di republik
ini menyaksikan dengan terang-benderang lakon para pemimpinnya. Kita
sudah teramat kentara melihatnya, bagaimana mereka berani dan seperti
tanpa dosa mempermainkan hukum dan keadilan. Diamnya rakyat bukan
berarti tidak peduli, apalagi rakyat jelata yang sudah susah dan
sesekali saja menemukan nasi dalam seharinya. Tumpukan kekecewaan,
marah, dan kesedihan bercampur baur yang suatu saat pasti akan meruah
tumpah.
Untung masih ada iman, masih ada harapan, masih ada
pejuang keadilan, masih ada anak bangsa negeri ini yang menangis di
keheningan malam yang bermohon kepada Allah untuk keberkahan dan
keselamatan negerinya. Meski hati nurani yang mengimani dahsyatnya Hari
Keadilan sudah tidak dipedulikan lagi karena mata batin mereka sudah
rabun dengan syahwat dunia.
Ikhwah fillah, keadaan ini
seharusnya membuat kita semakin takut kepada Allah. Karena, kezaliman
yang diperbuat oleh salah satu saja dari para pemimpin kita akan
mengundang azab bala bencana. "Jika Kami berkehendak menghancurkan suatu
negeri, Kami jadikan para pemimpin yang diamanahi kekuasaan itu berbuat
zalim di negeri itu. Akibat perbuatan kezaliman pemimpin mereka,
turunlah azab kepada mereka dan Kami hancurkan negeri itu
sehancur-hancurnya.” (QS al-Isra [15]: 16).
Simak dengan iman,
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu
sendiri atau ibu bapak dan kerabatmu. Jika itu kaya atau miskin, Allah
lebih tahu kemaslahatannya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
karena menyimpang dari kebenaran. Dan, jika kamu memutarbalikkan
(kata-kata) atau enggan menjadi saksi, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (QS an-Nisa [4]: 135).
Allahumma
ya Allah, bimbing dan ajarkan kami agar semakin takut kepada-Mu dan
takut pada hari akhirat yang semua tabir rahasia dibuka. Ya Rabb, kami
rindu pemimpin yang berwibawa, yang sangat takut kepada-Mu, dan mengajak
kami takut kepada-Mu. Pemimpin yang mengajak kami hidup dalam
syariat-Mu dan bahagia dalam sunah Nabi-Mu. Duhai Allah, selamatkan kami
dari murka-Mu. Amin. ( republika )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar