Strategi Global Pengepungan Dunia Islam



Dunia Islam hingga kini terus dilanda oleh persoalannya. Baik karena sebab internal, maupun sebab eksternal. Sebab ekternal yang paling mengancam saat ini datang dari AS dan sekutunya. Telah kita lihat dengan telanjang bagaimana AS menjadikan isu terorisme sebagai senjata pamungkas penghancur seluruh kekuatan gerakan Islam sedunia. Usamah, Taliban dan Al-Qoidah (sampai sejauh, kata George Tenet, Direktur CIA, telah 1000 "anggota Al-Qoidah" dari 60 negara ditahan oleh Amerika), hanyalah tujuan jangka pendek. Tapi rencana strategis mereka akan terus berlangsung dalam jangka menengah dan bahkan jangka panjang.

Rencana jangka menengah dan panjang AS jelas terbaca ketika AS mengumumkan, bahwa mereka tidak akan berhenti memerangi terorisme di Afghanistan; tapi mereka akan terus melacak jaringan Al-Qoidah di berbagai penjuru dunia.

Dengan isu perang melawan teroris ini AS memiliki justifikasi moral, politik, ekonomi dan bahkan militer untuk mengobok-obok seluruh empat regional terpenting Dunia Islam, yakni 
  1. Timur Tengah (terutama Palestina, Iraq, Iran, saudia, Libanon dan Yaman); 
  2. Asia Selatan (Pakistan dan Afghanistan); 
  3. Asia Tenggara (Malaysia, Indonesia); dan melalui Uzbekistan mereka masuk ke regional 
  4. Asia Tengah, terutama mantan Uni Sovyet (Uzbekitan, Kazakstan , Kyrgiztan, Tajikitan, Azerbaijan dan Turkeministan). 
Bahkan Turki sebagai pusat centrum Asia Tengah juga telah disebut-sebut oleh Direktur CIA, Tenet, di hadapan Kongres Amerika: "Sarana diplomatic dan militer AS berada dalam bahaya besar, terutama yang berada di Israel, Arab Saudi dan Turki."

Adapun minoritas muslimin di Barat mereka sudah lebih dahulu mendapatkan represi seketika peristiwa WTC terjadi.

Agaknya inilah masa terberat yang merata di seluruh Dunia Islam dibandingkan dengan era perang Iran-Iraq 1978; Afghanistan-Soviet 1979 dan Iraq-Kuwait 1990. Pada tiga peperangan yang lalu Blok Barat dan Blok Komunis lebih berkonsentrasi ke satu negara atau regional saja; juga dengan isu yang berbeda-beda, dan tarik menarik kepentingan antara AS dan Soviet. Tapi kini (paska WTC) dunia berada dalam satu arus yang sama; menghantam semua regional komunitas Islam, juga dengan isyu yang seragam: "perang melawan terorisme" (baca: terorisme Islam).

Akibat langsung dari WTC melahirkan lima variasi pengepungan terhadap Dunia Islam & kaum Muslimin, yakni:

Pertama: memungkinkan AS dan sekutunya untuk berbuat semena-mena dengan komunitas muslim di Barat. Sebagaimana penangkapan dan pemeriksaan 1100 (seribu seratus) muslimin dan muslimin Arab di AS dampak serangan WTC yang lalu. 

Kedua: ia memungkinkan AS untuk melakukan tekanan ke berbagai pemerintahan dunia untuk bersama-sama AS memerangi musuh bersama; yakni gerakan Islam. Sebagaimana hal ini telah terlihat di Negara India dan tetangga, Filipina. Latihan Gabungan militer AS - Filipina dimulai pada kamis (31/1) 600 pasukan AS diturunkan di sana. 

Pada Selasa (29/1) Dennis Blair, Komanda Pasukan AS di Pasifik, telah menyatakan saat berada di Singapura bahwa Indonesia adalah mata rantai yang lemah dalam konteks dukungan kepada AS dalam memerangi terorisme dunia ,karena gagal mengangkap jaringan Al-Qoidah. Secara implisit berarti Singapura diakui akan peran positifnya dalam memerangi terorisme Islam di negerinya. Atas keberhasilan Singapura pemerintah Singapura menahan 15 orang yang dianggap terlibat dengan Al-Qoidah, maka Menhan AS, Rumsfeld memuji: "kami senang melihat keberhasilan mereka." Singapura kemudian bertindak lebih jauh dengan membredel website Islam anti AS; serta pelarangan siswi berjilbab di sekolah umum.

Ketiga: ia memungkinkan AS untuk melakukan tekanan ke berbagai pemeritahan Dunia Islam; dan untuk kemudian melakukan campur tangan. Sebagaimana yang telah sukses AS lakukan tehadap pemerintahan sementara Afghansitan. Hamid Karzai Pimpinan Afghan pada Rabu 30/1/2002 pukul 09 WIB telah disambut dengan mewah dan penuh kehormatan oleh pemerintah AS, saat Bush memberikan pidato tahunannya di hadapan Kongres. Jelas ini memiliki pesan politik yang dalam. Bahwa Afghan – yang menjembatani Asia Tengah dan Asia Selatan -- akan dijadikan pijakan utama AS di sana. Pada saat yang sama Karzai telah mempersilahkan pasukan AS untuk hadir di seluruh bumi Afhganistan. Itu berarti proyek operasi militer $ 1,8 juta perhari di Afghanistan akan terus berlangsung.

Keempat: ia memungkinkan AS untuk menuding berbagai partai, jemaah, Ormas, dan aktivis Islam di mana saja di belahan dunia Islam sebagai bagian dari rantai Alqoidah. Maka lebih jauh mereka bisa melakukan infiltrasi dan campur tangan ke Negara dan belahan bumi mana saja tanpa kecuali, baik dalam artian politik, militer, maupun ekonomi. Dalam hal ekonomi sumber dana gerakan Islam akan dibuat kering, dibekukan, dan membuat takut para penyumbangnya karena akan terkena tuduhan mendukung terorisme. Hal ini terbukti misalnya ketika Otoritas Palestina (6/2) menulis dalam dokumen setebal 17 halaman, bahwa mereka telah menahan 195 anggota gerakan radikal, membekukan 59 rekening bank dan menutup 15 pabrik amunisi Palestina.

Kelima: musuh terberat kaum muslimin, yakni Israel dan Zionisme internasional (QS.5:82) jelas akan sangat diuntungkan dengan program "Perang melawan terorisme" versi AS. Apalagi AS telah menyatakan bahwa HAMAS, Jihad Islam dan Hizbulloh Libanon adalah bagian dari jaringan terorisme dunia. Bahkan sampai seorang Arafatpun telah tanpa malu untuk menyebut secara terang-terangan di New York Times (3/2/2002) bahwa perlawanan rakyat Palestina adalah teroris. Hal ini mendapat kecaman keras dari HAMAS dalam lembaran resmi Komunike Hamas. Bagaimana mungkin Arafat bisa berkata seperti itu, jika jihad bersenjata akhir-akhir ini juga dilakukan Brigade Al-Aqsho yang nota bene adalah berada di bawah organisasi Fatah milik Arafat.

Makna strategis pengepungan dunia terhadap Islam, bagi Israel, adalah akselerasi realisasi Zionisme sebagai adidaya sejati dunia. Maka Israel tentu akan berperan aktif dalam pengepungan ini, sebagaimana diakui seorang penulis Israel, Geil Hofman, di harian Jerusalem Post (14/9/2001): "Sesungguhnya perbedaan antara koalisi yang dibangun oleh Bush Senior (George Bush) melawan Irak dan koalisi yang dirancang Bush Yunior (George W Bush) melawan terorisme (kali ini) adalah bahwa Israel akan terlibat aktif dalam aksi terakhir yang memungkinkannya untuk memukul Irak, Iran dan Afghanistan."

Belajar dari beberapa maker Israel masa lalu, sangat mungkin situasi kebencian dan ketakutan terhadap "terorisme Islam" ini akan diperparah dengan operasi terorisme Israel yang berkedok Islam. Tengok saja tiga kasus di bawah ini. (www.davidduke.com) 

(1) Lavon Affair

Pada tahun 1954, pemerintah Israel menggelar sebuah operasi teror rahasia terhadap Amerika Serikat dengan sandi Operation Suzannah. Operasi ini memplot membunuh warga Amerika dan meledakkan berbagai instalasi Amerika di Mesir. Rencana Israel adalah meninggalkan barang bukti yang berdampak pada tuduhan AS bahwa rejim Mesir melakukan sabotase ini sehingga Amerika di belakang Israel berperang dengan Mesir. Agen-agen Yahudi berhasil meledakkan sejumlah kantor pos dan perpustakaan Amerika di Kairo dan Alexandria. Ketika akan meledakkan bioskop Amerika, Metro-Goldwyn-Mayer Theater, bom agen Israel meledak premature. Oleh karena itu, baik Mesir dan Amerika berhasil mengungkap dan menghentikan plot ini pada tahap-tahap awal. Menlu Israel, Pinhas Lavon, kemudian dipaksa untuk mengundurkan diri. Pada saat ini, media massa dan penerbitan Amerika yang didominasi Yahudi secara jitu membungkus tindakan subvesi Israel ini terhadap bangsa Amerika. Sehingga sebagian besar orang Amerika tidak mengetahui sama sekali kasus ini.

(2) Serangan Teroris Israel terhadap USS Liberty

Pada tahun 1967, selama Perang Enam Hari, Israel juga melakukan tindakan teroris yang serius terhadap Amerika Serikat. Pada tanggal 8 Juni, Israel mempergunakan pesawat tempur dan kapal-kapal torpedo tanpa identitas untuk melancarakan serangan satu setengah jam terhadap kapal AL Amerika Serikat, USS Liberty yang mengakibatkan tewas 34 orang dan 171 lainnya luka-luka. Israel pertama-tama menyerang tower radio USS Liberty agar Armada Keenam Amerika Serikat tidak mengetahui bahwa pihak Israel adalah pelaku penyerangan ini. Setelah pesawat-pesawat tempur Israel yang tanpa identitas itu dengan gencar membom dan menyerang USS Liberty, kemudian Israel mengirim kapal-kapal torpedo untuk menuntaskan misi ini. Mereka bahkan menembaki dengan senjata mesin perahu-perahu penyelamat yang sudah diturunkan dalam upaya untuk memastikan tidak satupun yang selamat (para saksi) yang dapat mengungkapkan pelaku serangan tersebut. Karena heroisme dan kemampuan kapten dan kru kapal USS Liberty membuat rencana Israel itu gagal total. Mereka mampu mempertahankan kapal itu tetap mengapung dan juga mengkontak dan memberi tahu Armada Keenam bahwa pihak Israel ,bukan Mesir, yang telah menyerang kapal tersebut. Mengetahui rencanannya telah terungkap, Israel menarik mundur dan dengan diam-diam mengklaim serangan itu merupakan kasus salah identifikasi, dikira kapal perang Mesir.

Menlu Amerika Serikat pada waktu itu, Dean Rusk, dan Kepala Staf Gabungan AS, Laksamana Thomas Moorer, keduanya menyatakan serangan itu bukanlah kecelakaan. Buktinya hari itu langit sangat cerah dan kecepatan angin normal serta USS Liberty memasang bendara Amerika yang berukuran besar dan nomor identitas internasional yang ditulis dalam ukuran besar di lambung kapal tersebut. Pesawat-pesawat tempur Israel melintas di atas kapal USS Liberty lama sebelum serangan itu dilakukan, terbang sangat dekat sehingga anggota kru USS Liberty bahkan dapat melihat lambaian tangan-tangan mereka ketika melintas. Media massa Amerika yang didominasi Amerika tidak mengungkapkan kemarahan atas serangan itu dan juga lobi Yahudi dapat mencegah penyelidikan formal Kongres atas serangan itu.

Maka kita tunggu saja makar Zionis Israel lainnya yang terkait dengan eksploitasi isu terorisme Islam saat ini. 

Tiga Tujuan Asasi Propaganda "Terorisme Islam" 

Ada tiga muara yang akan diraih dari propaganda "terorisme Islam ini:

Pertama, Pembentukan opini dunia, bahwa Islam adalah musuh kemanusiaan dan dunia. Inilah persis yang diinginkan oleh Huntington dalam tesis The Clash of Civilizations pada 1993 yang lalu, yang ia tuliskan untuk Deplu AS. Kalimat Huntington dalam tesisnya bahwa "Islam has a bloody border" (Islam memiliki tapal batas yang berdarah), adalah ungkapan lain bahwa Islam adalah agama teroris.

Kedua. Hal di atas akan potensil berdampak menjamurnya mental tertindas, terhina, malu, minder di kalangan muslimin yang lemah iman, untuk kemudian memunculkan fenomena "kemurtadan" terhadap Islam, sebagaimana yang telah disinyalir oleh Al-Quran. "Dan mereka tidak akan pernah berhenti memerangi kalian hingga mereka mampu memurtadkan kalian dari agama kalian , jika mereka mampu". (Qs.2:217)Naudzubillah.

Ketiga, Dua hasil di atas adalah modal utama menguasai dunia dengan leluasa. Karena musuh terbesar paska Komunis, yakni Islam, telah bisa mereka taklukkan. Inilah hal yang diimpikan Zionisme dunia , untuk kemudian menjadikan diri mereka lebih super dari super power AS. Keyakinan ini telah l dimiliki Sharon ketika ia mencela Simon Peres yang terus khawatir akan kehilangan bantuan Amerika bila Israel tidak menghentikan berbagai serangan. Jawab Sharon: “Setiap waktu kita melakukan sesuatu Anda mengatakan kepada saya Amerika akan melakukan ini dan itu . . . Saya tegaskan kepada Anda: Jangan kuatir dengan tekanan Amerika kepada Israel. Kita, bangsa Yahudi, mengontrol Amerika dan bangsa Amerika tahu hal ini” --- Ariel Sharon, 3 Oktober 2001 (berita yang termonitor dari radio Yid Israel pada 3/10/2001).

Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang bisa kita tarik dari uraian di atas adalah:

Pertama, kebencian dan permusuhan dari fihak luar Islam adalah sunatullah yang akan terus berlangsung hingga hari kiamat, sebagaimana diisyaratkan Alquran. Pengepungan dan peperangan mereka terhadap Dunia Islam akan berlangsung secara ekonomi: "Sesungguhnya orang-orang kafir menginfaqkan hartanya untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah, maka mereka akan terus menginfaqkan harta mereka" (QS.8:36). Sejumlah $ 40 Milyard Dollar AS telah disetujui oleh Kongres untuk digunakan Bush sebagai dana program peperangan melawan Terorisme Islam.

Peperangan melalui kekuatan SDM telah Allah jelaskan dalam (QS.8:73) "Sesungguhnya orang-orang kafir sebgai adalah penolong sebagian lainnya. Jika kalian tak melakukan hal yang sama, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar".

Peperangan dari sudut militer dan peperangan fisik telah Allah jelaskan dalam (QS.2:217): "dan mereka tak akan pernah berhenti terus memerangi kalian, hingga mereka bisa memurtadkan kalian."

Peperangan dari sudut propaganda ideology telah Allah jelaskan dalam surat As-shof ayat 8: "Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka. Dan Allah menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya"

Kedua, dalam pertarungan ini berbagai kekuatan kuffar akan bersatu padu menghadapi ummat Islam. (QS.2:120; 2:217; 5:82) Dan Israel pada gilirannya akan menjadi musuh utama yang memimpin maker kekuatan kuffar. Oleh karenanya pejuang Palestina akan menjadi kelompok yang terdepan dan terberat dalam pertarungan iman dan keadilan. Karena yang dihadapi langsung biang kekufuran dan kezholiman, dengan dukungan penuh AS dan kegamangan sikap Otoritas Palestina. Bahkan yang terakhir ini cendrung menyerah terhadap tekanan Israel dan AS. 

Ketiga, Kalau ditengah petarungan ini ummat Islam secara umum terasa berada di bawah angina, maka kita harus introspeksi ada apa gerangan yang terjadi pada ummat islam? Mengapa pertolongan Allah terasa jauh? Yang harus dicatat bahwa: 
  1. kekuatan dan kelemahan yang hakiki adalah bersumber dari dalam tubuh ummat, bukanlah factor eksternal. Seperti kata Khalifah Umar "Aku lebih takut kepada maksiat kalian, daripada dengan kekuatan musuh kalian" . Di sini berarti kelemahan ummat adalah karena jauhnya ummat dari Allah; karena banyaknya maksiat ummat kepada perintah Allah; sedikitnya ketaatan kita kepada berbagai perintah Allah dan Rasul-Nya. Inilah juga yang menjadi penyebab ujian/adzab banjir di Negara kita. 
  2. karena keislaman yang kita anut seperti Bani Israel, yang mempermaikan agama sesuai dengan "selera". Yakni sebagian mereka imani, sebagian tidak. 
Ingatlah bahwa sejarah membuktikan keagungan sejarah ummat Islam adalah ketika Islam dibesarkan dan diagungkan oleh ummatnya, bukan diinjak-injak. Ketika ummat menginjak-injak Islam, maka Allah akan membiarkan zaman melindas ummat pada tingkat yang sehina-hinanya, sebagaimana di firmankan Allah pada Surah Al Baqarah 85. "Apakah kalian mengimani sebagian kitab dan mengingkari sebagaian lainnya. Tidak ada balasan orang yang melakukan demikian itu kecuali kehinaan dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat akandigiring ke azab yang pedih. Tidaklah Allah lalai terhadap apa yang kalian kerjakan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ahmadiyah (1) Akhlak (26) Bibel (6) Dajjal (1) Dakwah (43) Fatwa (2) Firqah (3) Hak Azazi Manusia (16) Ijtihad (2) Islam (33) Jihad (19) Kristen (19) Liberalisme (49) Mualaf (9) Muslimah (15) Natal (2) NU (1) Orientalis (9) Peradaban (52) Poligami (11) Politik (34) Ramadhan (10) Rasulullah (24) Ridha (5) Sahabat (1) Sejarah (42) Suharto (1) Tasawuf (29) Tauhid (21) Tawakal (4) Teroris (16) Trinitas (9) Ulama (1) Yahudi (37) Yesus Kristus (34) Zuhud (8)