Begitu gencarnya mereka menyebarkan rasa kebencian kepada kaum awam muslimin. Begitu lantangnya mereka menolak peringatan Maulid Nabi Saw yang merupakan apresiasi kecintaan umat atas anugerah dilahirnkannya seorang Nabi pembawa keselamatan dan rahmat bagi seluruh alam ini. Begitu sadisnya mereka mengatakan rasa syukur ini adalah bid’ah dan syirik bahkan kafir. Begitu lancangnya mereka mengatakan orang-orang yang bersholawat, mendngar nasehat, mendengar kisah Nabi, merasakan beratnya perjuangan Nabi dalam majlis itu sebagai perbuatan buruk yang menyerupai perayaan orang kristen, yahudi dan kafir.
Tapi renungkanlah wahai wahabi, kalian munafiq, kalian dusta, kalian sungguh membenci Nabi dan lebih mencintai tradisi musuh Nabi….kalian membenci Nabi dan malah mencintai kaum kafir. Kalian mengatakan peringatan maulid Nabi tdk ada dasarnya tapi kenapa kalian justru memperingati hari Nasional bahkan menganjurkannya?? apa dasarnya ?? apakah ulama salaf menganjurkannya ???
Coba perhatikan, ucapan dan fatwa ulama wahabi ini; An-Nujaimi mengatakan :
” Merayakan Hari Nasional adalah perkara yang penting, dan kita wajib mengingat-ngingat perayaan mulia ini bagi setiap diri masing-masing…Sungguh bagus sikap Arab Saudi yang telah MENGKHUSUSKAN hari untuk merayakan peringatan hari nasional ini “.
Subhanallah, merayakan hari kelahiran Nabi dilarang dan bid’ah-bid’ahkan tapi merayakan hari Nasional dibilang sangat penting, wajib mengingat-ngingatnya bahkan mengkhususkan harinya….dimana akal kalian wahai salafi manhaj salaf palsu ???
Dan perlu kalian ingat, bahwa kami melakukan peringatan Maulid Nabi tdk mengkhususkan harinya sama sekali, hampir setiap hari dan setiap saat kami melakukannya, kadang pas waktu sebelum akad nikah, sunatan, syukuran, sbelum berangkat haji, walimahan, kadang setiap jum’at, ada yg setiap senin, ada yg setiap kamis, ada yg setiap Rabu, ada yg setiap selasa, ada yg setiap sabtu, kadang saat nyantai di rumah, kadang saat kumpul2 bersama teman…kami mengadakan maulid kapanpun kami mau…Dan acaranya pun kami isi dengan kebaiukan seperti membaca kitab sejarah Nabi (simthud drurar, dhiyaul lami’ dll), membaca al-Quran, bersholaat, ceramah, bersedekah dll.
Tapi lihat acara peringatan Hari Nasional kalian wahai wahabi manhaj salaf palsu, lihat ini, renungkan fakta ini :
Apa itu kalian bilang Islami?? apa itu kalian bilang sunnah salaf ?? apa itu kalian bilang diwajibkan?? apa itu kalian bilang itu perkara penting ?? perhatikan isi acara itu…!! Campur laki perempuan berjoget2 ria, teriak-teriak, memuji kerajaab Arab Saudi…kumpul menari-nari di mall laki dan perempuan dengan menggunakan busana muslim ?? inikah ajaran Islam ??? mana dasarnya ?? Adakah salaf shelaeh melakukan ini ???Mana fatwa kalian yang mengatakan perayaan apapun haram dan bid’ah kecuali perayaan idul fitri dan adha??Mana pengamalan fatwa kalian ini :
” Semua musim dan perayaan bid’ah. karena semua perayaan kaum ahli kitab dan ajam dilarang karena dua sebab : pertama karena menyerupai orang kafiur. kedua karena termasuk perbuatan bid’ah (gak ada dasarnya) “.
Mana konsisten kalian ?? kenapa kalian lupa dengan fatwa kalian itu ??
Jika kalian katakan perayaan maulid tidak ada dasarnya, maka saya katakan siapa salaf kalian dalam melakukan perayaan hari nasional ?? mana dasarnya ?? apa salaf kalian Yahudi, Nashoro, qaramithah atau Rafidhah ?? jika perayaan kalian itu baik sungguh sudah ada salaf yg melakukannya…Sadarlah wahai wahabi atas kemunafikanmu, sadarlah kalian telah menyakiti hati Nabi Saw…sadarlah kalian bahwa ajaran kalian jauh dari ajaran Rasul Saw…
AL-HAFIZH IBNU HAJAR AL-‘ASQALANI :
وقد سئل شيخ الإسلام حافظ العصر أبو الفضل بن حجر عن عمل المولد فأجاب بما نصه: أصل عمل المولد بدعة لم تنقل عن أحد من السلف الصالح من القرون الثلاثة ولكنها مع ذلك قد اشتملت على محاسن وضدها فمن تحرى في عملها المحاسن وتجنب ضدها كان بدعة حسنة وإلا فلا قال وقد ظهر لي تخريجها على أصل ثابت وهو ما ثبت في الصحيحين من أن النبي صلى الله عليه وسلم قدم المدينة فوجد اليهود يصومون يوم عاشوراء فسألهم فقالوا هو يوم أغرق الله فيه فرعون ونجى موسى فنحن نصومه شكرا لله تعالى فيستفاد منه فعل الشكر لله على ما من به في يوم معين من إسداء نعمة أو دفع نقمة ويعاد ذلك في نظير ذلك اليوم من كل سنة والشكر لله يحصل بأنواع العبادة كالسجود والصيام والصدقة والتلاوة وأي نعمة أعظم من النعمة ببروز هذا النبي نبي الرحمة في ذلك اليوم_ الكتاب : الحاوي للفتاوي للسيوطي
” Syaikhul Islam Hafizh al-‘Ashr Abu al-Fadhl Ibnu Hajar ditanya tentang maulid nabi. Beliau menjawab:Asal perbuatan malid adalah bid’ah. Tidak ada riwayat dari seorang pun dari kalangan Salafushaleh dari tiga abad pertama tentang itu. Akan tetapi maulid mengandung banyak kebaikan dan lawannya. Siapa yang mencari kebaikan dan menghindari lawannya, maka itu adalah bid’ah hasanah. Jika tidak, maka tidak dapat dianggap bid’ah hasanah. Terlihat jelas bagi saya mengeluarkan hukumnya dari dasar yang kuat, yaitu hadits yang disebutkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, bahwa Rasulullah Saw ketika tiba di Madinah, ia dapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura. Ia bertanya kepada mereka, mereka menjawab, bahwa itu adalah hari Allah menenggelamkan Fir’aun dan menyelamatkan Musa. Maka kami berpuasa bersyukur kepada Allah”. Maka dapat diambil pelajaran dari itu bahwa bersyukur kepada Allah pada hari tertentu disebabkan mendapat nikmat atau ditolaknya bala, itu dapat dijadikan perbandingan. Pada hari itu setiap tahun. Syukur kepada Allah dapat diungkapkan dengan berbagai jenis ibadah seperti sujud, berpuasa, sedekah dan membaca al-Qur’an. Adakah nikmat yang lebih besar daripada nikmat dimunculkannya nabi ini, nabi rahmat pada hari itu?”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar