Sejak runtuhnya Kekhalifahan Utsmaniyah di Turki pada Maret 1924 yang lalu, umat Islam di mana pun mereka berada tergapai-gapai mencari secuil simpati akibat penindasan dan permasalahan yang datang secara bertubi-tubi dan tak kunjung henti-hentinya setelah ‘ibu’ mereka telah tiada. Penduduk bumi yang sebelah Barat sana telah membawa pisau (yang digunakan untuk menyembelih dan membunuh ibu mereka) kepada kaum muslimin yang berlumuran darah dengan titisan darah ‘ibu’ mereka.
Yang kemudian dengan arah yang tak menentu orang-orang Muslim berjabat tangan dengan pembunuh yang memegang pisau yang masih menitiskan darah ibu mereka tanpa mereka sadari bahwa jabatan tangan itu jualah yang bakal menghancurkan mereka.
Barat yang diketuai oleh Amerika Serikat sebenarnya masih takut untuk melihat Islam itu bangkit kembali. Oleh yang demikian itu mereka dengan segala daya dan upaya untuk mencoba meraih perhatian kaum muslimin dan menjauhkan kaum muslimin dari pada pegangan Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. Untuk itu mereka telah melancarkan berbagai macam serangan demi serangan untuk mencapai hasrat mereka.
Untuk melancarkan serangannya terhadap Dunia Islam, Amerika Serikat menyandarkan dirinya pada dasar-dasar sebagian utama di antranya berikut di bawah ini:
Pertama, Posisi Amerika Serikat dalam politik antara bangsa dan pengaruhnya yang kuat terhadap Dunia Islam. Keadaan ini terwujud setelah Perang Teluk II dan III yang telah menghasilkan keuntungan-keuntungan politik bagi AS, yaitu pemantapan hegemoninya di dunia Islam secara keseluruhan. Akibat adanya posisi dan pengaruh Amerika Serikat itu, Dunia Islam menjadi pihak yang paling banyak menerima tekanan-tekanan AS dan menjadi sasaran serangan AS yang bertujuan untuk menghancurkan Islam dengan cara memimpin dan mengajak kaum muslimin untuk menganut Kapitalisme yang demokratis.
Kedua, Kepemimpinan AS ke atas negara-negara kapitalis lain yang bercita-cita untuk turut serta dalam serangan yang dilancarkan AS. Selain itu, AS juga telah melemahkan pengaruh negara-negara kapitalis tadi dan menundukkan agen-agennya di dunia Islam demi kelancaran serangannya.
Meskipun demikian, negara-negara kapitalis tadi sebenarnya tak berbeda dengan AS dalam pandangannya terhadap Islam, yakni Islam dianggap sebagai bahaya laten yang mengancam negara-negara Kapitalis berikut seluruh pengaruh dan kepentingannya.
Ketiga, AS mempunyai legislatif dan alat antara bangsanya, yaitu PBB dan Piagam PBB, termasuk berbagai badan dan organisasi yang menginduk kepada PBB. Semua alat ini telah dikendalikan oleh AS untuk menjalankan strateginya dan memberikan legitimasi antara bangsa terhadap segala tindakan yang dianggap perlu dan menguntungkan bagi Amerika Serikat, baik tindakan dalam bidang politik, ekonomi, kemiliteran, dan yang lainnya.
Keempat, Sarana-sarana media massa antara bangsa telah dikuasai oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, kemudian dijadikan senjata paling mematikan untuk melancarkan serangan. Sarana-sarana itu dimanfa’atkan AS untuk menjajakan slogan-slogan yang mereka gunakan dalam serangan itu.
Melalui saranan-sarana ini,AS menggambarkan citra buruk mengenai Islam serta membangkitkan rasa benci dan permusuhan dunia terhadap orang-orang yang berpegang teguh pada Islam. Mereka yang konsisten terhadap Islam ini telah dilabel dan dicaci maki dengan bermacam-macam predikat: fundamentalis, radikalis, ekstrimis, teroris, dan sejenisnya.
Tidak diragukan lagi, senjata mereka ini sangatlah berbahaya, terutama setelah adanya revolusi komunikasi dan informasi yang berlangsung pada abad saat berjalan ini, sehingga dunia seakan-akan telah berubah menjadi sebuah desa kecil. Akibatnya, hampir-hampir tidak ada satu rumah pun di dunia ini yang tidak dimasuki oleh arus informasi, baik informasi yang dapat dibaca maupun yang bersifat audio visual.
Kelima, Dasar yang paling berbahaya ialah para penguasa yang menjadi agen AS dan sekutu-sekutunya, termasuk orang-orang yang ada di sekitar para penguasa tersebut. Orang-orang yang rapat dengan para penguasa ini terdiri dari para penjilat hina yang munafik, orang-orang lemah yang pragmatis dan para intelektual yang kenyang dengan kebudayaan Barat yang menjadi kafir dan tertipu oleh metode kehidupan mereka. Termasuk juga dalam kategori ini sebahagian orang yang pura-pura membela Islam, seperti para ulama pendukung penguasa, individu-individu tertentu yang ditonjol-tonjolkan sebagai intelektual muslim dan beberapa tokoh harakah (gerakan) Islam.
Pada hakikatnya, mereka ini tak lebih hanyalah orang-orang sekular yang mempropagandakan pemisahan agama dari kehidupan.
Semua pihak yang tersebut di atas telah berkomplot dan berkhidmat demi menyenangkan dan menjayakan serangan Amerika, yang sesungguhnya bertujuan menuntun kaum muslimin agar membuang ideologi Islam dan kemudian memeluk ideologi kapitalisme.
Dalam hal ini qaidah dan sarana yang digunakan oleh para penguasa dan para pecundangnya adalah dalam berbagai cara, di antaranya:
- Menyesatkan umat Islam melalui berbagai macam media massa.
- Memanipulasi pemahaman, pemikiran dan hukum Islam.
- Menerapkan peraturan-peraturan yang menjadi kufur dan melegislasi berbagai hukum dan undang-undang untuk menerapkan peraturan kufur itu.
- Mengadakan berbagai perjanjian dan kesepakatan agar negara-negara di Dunia Islam tetap lestari berada di bawah telapak kaki orang-orang kafir dan cengkeramannya.
- Menjalankan rencana dan skenario yang dikarang oleh kaum kafir, yang bertujuan untuk menghina dinakan umat Islam dengan cara memusnahkan nilai-nilai luhur dalam ajaran Islam.
- Menumpas secara paksa dan kejam terhadap para pejuang Islam yang telah sadar dan ikhlas dari kalangan putera-puteri umat Islam, dengan tujuan untuk membungkam mulut mereka dan menyebarkan rasa ngeri sekaligus melancarkan kejahatan terhadap rakyatnya sendiri. Dengan demikian, para penguasa itu berharap agar tiada seorang pun yang berani menyuarakan kebenaran secara terang-terangan, sehingga mereka akan lebih mudah menginjak-injak umat dan memimpin mereka agar rela/ridha meyakini kekufuran itu dan ikhlas diinjak-injak kaum kafir.
Kelima, dasar inilah merupakan dasar-dasar utama yang digunakan oleh AS untuk melancarkan serangannya melawan kaum muslimin. Serangan ini bertujuan untuk menghancurkan Islam dengan cara menggiring kaum muslimin untuk memeluk dan menganut ideologi Kapitalisme.
Serangan AS itu terwujud dalam empat slogan yang sebenarnya merupakan cabang ideologi Kapitalisme, yaitu: demokrasi, pluralisme, hak asasi manusia, dan politik pasar bebas.
Dasar (asas) slogan-slogan ini adalah aqidah Kapitalisme, yaitu aqidah pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme).
Aqidah ini, sebenarnya bukanlah hasil proses berfikir. Bahkan, tidak dapat dikatakan sebagai pemikiran yang logik. Aqidah pemisahan agama dari kehidupan tak lain hanyalah penyelesaian yang berkecenderungan ke arah jalan tengah atau bersikap moderat, antara dua pemikiran yang kontradik. Kedua pemikiran ini, yang pertama adalah pemikiran yang diserukan oleh tokoh-tokoh gereja di Eropah sepanjang Abad Pertengahan (abad 5 – 15 M), yakni keharusan menundukkan segala urusan dalam kehidupan menurut ketentuan agama. Sedangkan yang kedua, adalah pemikiran sebagian pemikir dan filosof yang mengingkari keberadaan Al-Khaliq.
Jadi, pemikiran pemisahan agama dari kehidupan merupakan jalan tengah di antara dua sisi pemikiran tadi. Penyelesaian jalan tengah, sebenarnya mungkin terwujud di antara dua pemikiran yang berbeda (tapi masih mempunyai asas yang sama). Namun penyelesaian seperti itu tak mungkin terwujud di antara dua pemikiran yang kontradik (membantah). Sebab dalam hal ini hanya ada dua kemungkinan. Pertama, ialah mengakui kewujudan Al-Khaliq (Tuhan) yang menciptakan manusia, alam semesta, dan kehidupan. Kedua, ialah mengingkari keberadaan Al-Khaliq. Dan dari sinilah dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa agama tidak perlu lagi dipisahkan dari kehidupan, tapi bahkan harus dibuang dari kehidupan. Adapun pendapat yang mengatakan bahwa keberadaan Al-Khaliq tidaklah lebih penting dari pada ketiadaanNya, maka ini adalah suatu ide yang tidak memuaskan akal dan tidak menenteramkan jiwa.
Jadi, berdasarkan fakta bahwa aqidah Kapitalisme adalah jalan tengah di antara pemikiran-pemikiran kontradiktif yang mustahil diselesaikan dengan jalan tengah, maka sudah cukuplah bagi kita untuk mengkritik dan membatalkan aqidah ini. Tidak ada bedanya apakah aqidah ini dianut oleh orang yang mempercayai keberadaan Al-Khaliq atau yang mengingkari keberadaanNya.
Tetapi dalam hal ini dalil aqli (dalil yang berlandaskan keputusan akal) yang qath’i (yang tidak diragukan lagi kebenarannya), membuktikan bahwa Al-Khaliq itu ada dan Dialah yang menciptakan manusia, alam semesta, dan kehidupan. Dalil tersebut juga membuktikan bahwa Al-Khaliq ini telah menetapkan suatu peraturan bagi manusia dalam kehidupannya, dan bahwasanya Dia akan menghisab manusia setelah mati mengenai keterikatannya terhadap peraturan Al-Khaliq tersebut. Kendatipun demikian, pembahasan ini bukan untuk melakukan pembahasan mengenai kewujudan Al-Khaliq atau mengenai peraturan yang ditetapkan Al-Khaliq untuk manusia. Namun yang menjadi fokus pembahasan ini ialah aqidah Kapitalisme itu sendiri dan penjelasan mengenai kebathilannya. Dan kebathilan Kapitalisme cukup dibuktikan dengan menunjukkan bahwa aqidah Kapitalisme tersebut merupakan jalan tengah antara dua pemikiran yang kontradik, dan bahwa aqidah tersebut tidak dibangun atas dasar pembahasan akal.
Dengan merobohkan aqidah Kapitalisme ini, sesungguhnya sudah cukup untuk merobohkan ideologi Kapitalisme secara keseluruhan. Sebab, seluruh pemikiran cabang yang dibangun di atas landasan yang bathil pada hakikatnya adalah bathil juga. Dan ini berarti, tidak perlu lagi dibahas ide-ide pokok dalam Kapitalisme satu per satu secara terperinci. Namun, pembahasan secara terperinci terhadap ide-ide pokok itu kini telah menjadi satu keharusan, karena sebagian ide-ide tersebut telah dipasarkan secara universal dan diterima oleh sebahagian kaum muslimin. Selain itu, ide-ide tadi ternyata telah menjelma menjadi slogan-slogan yang digunakan Amerika untuk menyerang Islam dan umatnya dengan suatu serangan yang sangat ganas dan berbahaya.
Oleh kerana itu, ide-ide pokok tadi harus dibahas secara terperinci, kemudian diterangkan kekeliruannya dan pertentangannya dengan Islam. Dengan demikian, diharapkan kaum muslimin akan mengetahui bahwa mereka diharamkan untuk mengambil ide-ide tersebut. Lebih dari itu, mereka bahkan diwajibkan membuang sama sekali semua ide-ide itu dan menentang serta melawan siapa pun yang berusaha menjajakannya.
Seruan Kepada Kaum Muslimin
Menghadapi niat jahat Amerika Serikat terhadap kita semua kaum muslimin, kita harus selalu waspada dan memahami hakikat berbagai perencanaan licik kaum kafir dan konco-konconya yang diarahkan kepada kita. Kita saat ini diseru untuk membela aqidah dan agama kita. Kita saat ini diseru untuk membela keberadaan kita sebagai sebuah umat, sebab sebuah umat akan tetap wujud dengan lestarinya ideologi mereka. Dan sebaliknya, umat itu akan hancur dengan punahnya ideologi mereka.
Saat ini adalah detik-detik kritikal yang akan menjadi pemisah antara perkara yang haq dengan yang bathil, antara kejayaan dan kebinasaan. Sadarilah, bahwa Amerika Serikat dan Barat yang kafir, juga para penguasa berserta pembela-pembelanya; yaitu orang-orang yang terpengaruh oleh Kapitalisme dan tertipu oleh metode hidupnya, para ahli politik, intelektual, ekonom, tokoh, juga para propaganda Demokrasi, Pluralisme, HAM, Politik Pasar Bebas; semuanya berada dalam satu barisan, yaitu barisan pembela kebathilan.
Sementara itu, para pengembang da’wah yang penuh kesadaran dan keikhlasan dan juga siapa saja dari kalangan putera-puteri umat ini yang masih memiliki ghirah (semangat) membela agama Allah, semuanya berada pada barisan yang sama, yaitu barisan pembela kebenaran. Sadarilah pula, bahwa pertempuran hidup mati ini akan menentukan nasib kita semua. Sebab sesudah pertempuran itu hanya ada dua pilihan: kemenangan dan kemuliaan di dunia dan akhirat; atau kebinasaan dan kehinaan di dunia dan akhirat. Na’udzubillah min dzalik.
Maka dari itu, setiap individu muslim dan mu‘min yang beriman kepada Allah dan RasulNya serta beriman kepada agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, saat ini benar-benar dituntut untuk bergabung dengan barisan pembela kebenaran. Sungguh, tidak ada pilihan lain saat ini, sebab tidak boleh lagi ada seorang muslim pun yang hanya menonton pertempuran hidup mati yang menentukan nasib kita semua ini.
Bahaya kemusnahan, tak diragukan lagi akan terus mengancam kita, selama kita tetap hidup seperti sekawanan ternak yang tersesat tanpa penggembala yang dapat menjaga dan membelanya dari segala bahaya yang mengancam.
Sedangkan, Islam telah mewajibkan adanya seseorang yang bertugas bagaikan penggembala bagi kita, yaitu seorang Khalifah yang akan kita bai’at untuk mengamalkan Kitabullah dan Sunnah RasulNya. Benar-benar telah terlalu lama kita hidup tanpa Khalifah itu. 79 Tahun! Sungguh, ini adalah kema‘siyatan yang sangat besar di sisi Allah Azza wa Jalla. Bukankah Rasulullah saw telah bersabda:
“Siapa saja yang mati dan di pundaknya tidak ada bai’at (untuk Khalifah), bererti dia telah mati jahiliyah.” (HR. Muslim)
Hanya Khalifah yang akan sanggup mempersatukan umat Islam. Dia tidak akan menyia-nyiakan atau membiarkan umatnya. Bahkan dia akan melawan dan menyerangnya segala gangguan dan kejahatan yang mengancam umat. Dialah yang akan mengembalikan umat kepada sifatnya yang asal —seperti yang dikehendaki Allah SWT atas umatNya— yaitu sebagai umat terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia.
Dan demi Allah, kita umat Islam sebenarnya mampu untuk melepaskan diri dari segala gelimang dosa dan belenggu penderitaan yang saat ini terjadi, jika kita semua berniyat secara ikhlas dan bertekad dengan benar untuk berjuang!
Orang-orang kafir dan konco-konconya —yang senantiasa menyerukan kesesatan— telah menyadari kemampuan kita. Oleh karena itu, para penguasa kita terus menyebarkan rasa takut dan pesimis di antara kita serta terus melancarkan kejahatan terhadap umatnya. Mereka bermaksud agar kita semakin tidak berani menyampaikan kebenaran secara terang-terangan, dan agar kita ridha menerima kekufuran dan ikhlas diinjak-injak kaum kafir.
Kita perlu diingat, bahwa Allah SWT telah memerintahkan kita untuk tidak takut kepada mereka dan hanya takut kepada Allah SWT semata. Allah SWT berfirman yang mafhumnya:
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka (orang-orang kafir), tetapi takutlah kalian kepadaKu, jika kamu benar-benar orang-orang beriman.” (Ali ’Imran: 175)
Selain itu, Allah SWT juga telah berjanji kepada ummatNya bahwa Dia akan memberi pertolongan kepada ummat yang sekiranya ia mengerjakan perintah Allah. Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad: 7)
Yakinlah, bahwa Allah tidak akan mengingkari janjiNya. Maka dari itu, bangkitlah segera untuk mematuhi perintahNya dan menolong agamaNya dengan jalan memusnahkan dan mencampakkan ideologi Kapitalisme yang kufur itu dan ide apa pun yang dikatakan oleh Kapitalisme; seperti Demokrasi, Pluralisme, Hak Asasi Manusia, dan Politik Pasaran Bebas. Dan kita pun wajib menentang dan melawan siapa saja yang berupaya menjajakan dan menggembar-gemborkan ide-ide kufur itu.
Namun, hendaklah kalian menyadari bahwa perjuangan kita itu tak akan sempurna, kecuali berjuang bersama-sama dengan para pengembang da’wah yang ikhlas, untuk menegakkan Khilafah yang akan menjadi benteng sejati bagi kita sebagai pelindung dari segala ancaman dan bahaya kekufuran, perpecahan, gangguan dan kejahatan. Wahai kaum muslimin!
Marilah kita bersama-sama berjuang untuk menegakkan agama Allah SWT! “Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kamu.” (Q.S. Al-Anfaal: 24)
Maksud dari ayat ini adalah, menyeru kamu berperang untuk meninggikan kalimat Allah yang dapat membinasakan musuh serta menghidupkan Islam dan Muslimin. Lagi pula bisa diartikan, menyeru kamu kepada iman, petunjuk, jihad dan selaga yang ada hubungannya dengan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
( hidayatullah )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar