Barat Jadikan Umat Islam Sebagai Objek Penjajahan



Tidak banyak yang berubah kondisi umat pada tahun 2003 yang lalu. Tanpa Daulah Khilafah , umatpun menjadi obyek dari penjajahan negara-negara Barat. Tahun 2003 pun diisi dengan pengokohan dan perluasan imperialisme kufur di negeri-negeri Islam. Dan negara penjajah itu adalah AS, Eropa dan sekutu-sekutunya.

Apa yang terjadi pada kaum muslim pada tahun 2003 yang lalu tidak lepas dari agenda penjajahan negara-negara kapitalis. Dimana negara-negara kapitalis itu telah memiliki thoriqoh (metode) yang baku dalam politik luar negerinya yaitu penjajahan dalam segala bentuk. Negara-negara Imperialis adalah seperti AS , Inggris, Perancis, Jerman adalah negera yang berbasis ideologi Kapitalis. Tujuan politik luar negeri juga jelas yakni menyebarkanluaskan ideologi kapitalis yakni sistem hidup sekulerisme ke seluruh punjuru dunia untuk mempertahankan dan memperluas eksistensi penjajahannya. Metode negara imperialis ini juga baku yakni penjajahan dalam berbagai bentuk seperti ekonomi, politik, budaya, pendidikan dan lain-lain.

Tidak banyak yang berubah kondisi umat pada tahun 2003 yang lalu. Tanpa Daulah Khilafah , umat pun menjadi obyek dari penjajahan negara-negara Barat. Tahun 2003 pun diisi dengan pengokohan dan perluasan imperialisme kufur di negeri-negeri Islam. Dan negara penjajah itu adalah AS, Eropa dan sekutu-sekutunya.

Apa yang terjadi pada kaum muslim pada tahun 2003 yang lalu tidak lepas dari agenda penjajahan negara-negara kapitalis. Dimana negara-negara kapitalis itu telah memiliki thoriqoh (metode) yang baku dalam politik luar negerinya yaitu penjajahan dalam segala bentuk. Negara-negara Imperialis adalah seperti AS , Inggris, Perancis, Jerman adalah negera yang berbasis ideologi Kapitalis. Tujuan politik luar negeri juga jelas yakni menyebarkanluaskan ideologi kapitalis yakni sistem hidup sekulerisme ke seluruh punjuru dunia untuk mempertahankan dan memperluas eksistensi penjajahannya. Metode negara imperialis ini juga baku yakni penjajahan dalam berbagai bentuk seperti ekonomi, politik, budaya, pendidikan dan lain-lain.

Karena negara-negara imperialis ini tidak akan membiarkan sedikitpun ada kekuatan lain yang menggangu misi mereka dan lestarinya penjajahan mereka. Tidak mengherankan kalau negara-negara tersebut akan menghalangi dan menghancurkan munculnya negara kuat yang menyaingi mereka. Ini berlaku dari dulu hingga sekarang. Perkara ini tampak jelas dalam perencanaan pertahanan AS yang dikemukakan oleh Pentagon pada Pebruari 1992 yang mempertegas kebijakan luar negeri AS untuk menghalangi munculnya pesaing baru Amerika darimanapun. “Our first objective is to prevent the re-emergence of a new rival either on the territory of the former Soviet Union or elsewhere, that poses a threat on the order…. And requires that we endeavor to prevent any hostile power from dominating a region… These regions include Western Europe, East Asia, the territories of the former Soviet Union and Southwest Asia.”

Sangat jelas apa yang memotivasi Barat dalam kebijakan luar negerinya terhadap negeri-negeri Islam. Persatuan negeri-negeri Islam jelas merupakan ancaman besar bagi negara-negara Imprialisme Barat. Apalagi kalau persatuan itu dibangun oleh dasar ideologi yang shohih yakni mabda Islam yang dasarkan aqidah Islam, menggunakan hukum-hukum yang mulia dan agung yakni syariat Islam, dan dibawah naungan satu institusi politik Daulah Khilafah Islam, dan jihad membebaskan negeri Islam dan menyebarluaskan dakwah Islam . Tidaklah mengherankan kalau menjadi tiga perkara diatas , dengan berbagai cara menjadi sasaran penghancuran : aqidah Islam, syariat Islam yang ditegakkan oleh Daulah Khilafah Islam, dan jihad.

Islam Musuh Nomor Satu

Sesungguhnya Islam telah dinominasikan oleh AS menjadi musuh utamnya, terutama setelah robohnya Komunisme. Negeri-negeri Islam menjadi sasaran terpenting Amerika dalam perang mereka melawan terorisme. Tujuannya adalah untuk mengokohkan dominasi AS di negeri-negeri Islam dan melestarikan penjajahan atas negeri-negeri Islam.

Sebab kaum muslimin di seluruh dunia telah merintis jalan menuju kebangkitan untuk mengembalikan Daulah Khilafah Islam. AS dan sekutu-sekutu imperialismenya sangat tahu persis, bahwa Daulah Khilafah itulah satu-satunya negara yang berkemampuan untuk meluluhlantakkan idoelogi Kapitalisme yang dipimpin oleh Amerika.

Perlu juga dicatat, dominasi AS di dunia saat ini bukanlah karena ke'shohihan' dari ideologi Kapitalisme. Sebaliknya , ideologi kapitalisme telah membawa penderitaan manusia diseluruh dunia. Yang mereka lakukan sekarang ini adalah sebatas meng-organisir- konflik-konflik di seluruh dunia. Hal ini diungkap oleh Huntington secara baik dengan tulisannya : “The West won the world not by the superiority of it’s ideas or values or religion (to which few members of the other civilizations were converted) but rather by it’s superiority in applying organized violence. Westerners often forget this fact; non-Westerners never do.”

Tidaklah mengherankan kalau saat ini kita saksikan bagaimana para pejuangan penegak Syariat Islam dan Daulah Khilafah dihalangi dan ditindas. Mereka dituduh teroris, menggangu stabilitas, memecah belah. Padahal yang mereka perjuangankan adalah Islam yang akan menjamin kedamain dan keamanan bagi manusia . Di Uzbekistan dan belahan dunia lainnya , yang berjuang tanpa kekerasan, dituduh sebagai teroris. Bagaimana mungkin mereka dituduh teroris ?

KILAS BALIK AGENDA NEGARA IMPERIALIS 2003

A. Politik

Di bidang ini tiga perkara yang menonjol adalah demokratisasi, disintegrasi dan war on terorism ala AS. Tiga isu ini menjadi alat untuk mengokohkan imperialismenya di dunia Islam. Tidak jarang isu ini dibalut dengan wajah manis, meskipun realitanya adalah sangat berbahaya bagi umat.

1. Demokratisasi dan liberalisasi dunia Islam : Irak, Saudi, Syiria, Kuwait dan lain-lain

Bahwa demokratisasi dunia Islam menjadi agenda penting Amerika Serikat , dengan sangat nyata bisa dilihat dari pidato Goerge W. Bush. Dalam pidatonya pada Kamis 6/11/2003 di depan The National Endowment for Democracy pada ulang tahun badan itu yang keduapuluh , Bush kembali menekankan pentingnya demokratisasi Timur Tengah. Dalam kesempatan itu Bush mengungkap strategi ke depan pembebasan Timur Tengah. Lebih jauh Bush mengatakan komitmennya untuk melakukan demokratisasi di kawasan kaya minyak ini dan akan menjadi fokus penting bagi kebijakan AS di masa datang.

Dalam kesempatan itu ada beberapa argumentasi yang dilontarkan Bush tentang pentingnya demokratisasi di Timur Tengah. Menurutnya, selama kebebasan (freedom) belum tumbuh di Timur Tengah, kawasan itu akan tetap menjadi wilayah stagnan (jumud), , peng’ekskpor’ kekerasan, termasuk menjadi tempat penyebaran senjata yang membahayakan negara AS. Dengan menyakinkan, Bush mengatakan : “ demokrasi akan menjangkau seluruh negara-negara Arab pada akhirnya”. (Khilafah. Com Journal: 21/11/2003) . Bush juga menganggap kebijakan bekerja sama dengan rezim diktator selama ini telah gagal. (Radio Jerman seksi Indonesia online : 7/11/2003). Pidato ini menjadi menarik, karena sangat mungkin menjadi kebijakan luar negeri AS untuk ke depan, bukan hanya di Timur Tengah tapi di seluruh dunia.

2. Disintegrasi : Sudan, Irak, Indonesia, Libya.

Upaya disintegrasi negeri-negeri Islam tampak jelas dalam campur tangan AS dalam setiap konflik yang ber'bau' disintegerasi. Di Indonesia perkara ini tampak jelas dalam kasus Aceh, Ambon, Papua , Poso. Disintegrasi juga dilakukan lewat usulan dan kebijakan desentralisasi, otonomi daerah, isu putra daerah, Indonesia Timur-Barat dsb.

Di belahan dunia lain hal yang sama dilakukan di Irak dan Suriah dengan memunculkan isu syiah-sunni, negara faderal, dsb. Sementara di timur tengah secara keseluruhan seperti Mesir, Libya, Irak dilakukan penghasutan dan propaganda pembenrontakan dengan dalih demokrasi dan Hak Azazi Manusia ( HAM ) serta kebebasan berekspresi tanpa batas

Kenyataan sesungguhnya negara-negara imperialis itulah , yang didukung oleh antek-anteknya, yang merekayasa konflik di negeri-negeri Islam. Mereka memunculkan konflik horizontal, agar umat ini tetap terpecah belah. Menciptakan Konflik horisontal dan perbatasan: Pakistan-Bangladesh, Iran-Irak, Irak-Kuwait, Philipina-Moro, Thailand-Pattani, Irak-Kurdi-Turki, Sudan Selatan, Timor Timur, Aceh, Papua, Poso, Ambon dan lain-lain.

3. Terorisme

War on terorism , masih menjadi isu yang dipelihara AS untuk kepentingan nasionalnya. Atas perang melawan terorisme, AS mengintervensi negara-negara lain, melakukan kerjasama dengan pihak keamanan negara lain untuk memuluskan kepentingannya. Perhatikan kata-kata mereka tentang perang ini:
  • This Crusade, this war on terrorism, is going to take a along time(Perang salib ini, perang melawan terorisme , akan memakan waktu yang lama) (Bush, BBC, 16/sept/2001)
  • Wakil menteri pertahanan urusan intelijen Letnan Jenderal William Boykin mengatakan: "the U.S. battle with Islamic terrorists as a clash with the devil (bahwa perang melawan teroris Islam sama dengan perang melawan setan) ."(VOA,22 oktober 2003)
Upaya mempertahankan isu ini antara lain dengan pembentukan opini bahwa para teroris mengancam kepentingan AS dan dunia, jaringan teroris sangat kuat dan meluas, pemberian warning (peringatan-peringatan) tentang adanya ancaman terorisme. Dalam konteks ini, beberapa tindakan teror sangat mungkin di dalangi oleh AS untuk memperkuat anggapan adanya ancaman terorisme dunia.

Yang paling banyak menjadi objek sasaran dalam perang terorisme ini adalah kaum muslim dan Islam. Tampak jelas dari kebijakan-kebijakan diskriminasi terhadap kaum muslim di AS dan Eropa. Termasuk upaya sistematis untuk menjelekkan ide-ide Islam yang dianggap berbahaya seperti jihad, daulah Islam, daulah Khilafah, syariat Islam . Penggunaan istilah teroris, ekstrimis, fundamentalis yang dikaitkan dengan Islam, muslim, orang-orang Arab, adalah merupakan bukti jelas bahwa Islam dan muslim adalah sasaran dari perang melawan terorisme ala AS ini.

B. Ekonomi : Privatisasi dan Hutang Luar Negeri. Kasus Irak dan Indonesia

Negeri-negeri Islam masih menjadi objek dari agenda ekonomi AS dan negara-negera imperialis kapitalis kufur lainnya. Hal ini tidaklah mengherankan mengingat negara-negara kufur itu sangat tergantung kepada kekayaan alam negeri-negeri Islam terutama minyak seperti di Irak dan Saudi Arabia. Agenda ekonomi ini juga penting bagi AS untuk menimbulkan ketergantungan dunia Islam kepada Barat, meskipun negeri-negeri Islam adalah negeri yang kaya. Program-program kapitalisasi ekonomi pun masih berlanjut hingga kini seperti privatisasi, hutang luar negeri, investasi asing, pasar modal , mata uang dollar dan lain-lain. Program ini dirancang oleh badan-badan penjajahan ekonomi seperti IMF, Bank Dunia, WTO, organisasi ekonomi regional dan lain-lain.

C. Pendidikan : Sekulerisasi (perubahan kurikulum pesantren, sekolah Islam, bantuan pendidikan).

Tidak lagi bisa ditutupi bagaimana AS telah dengan nyata-nyata melakukan pemaksaan atas dunia pendidikan di negeri-negeri Islam. Upaya AS yang paling menonjol adalah melakukan perbaikan kurikulum terhadap pelajaran-pelajaran agama di negeri muslim yang tidak sejalan dengan kepentignan penjajahnnya. Di beberapa negeri Islam pelajaran yang memuat kejelasan tentang kekufuran, kejahatan yahudi dan nashrani, syariat Islam yang kaffah , dan jihad diintervensi untuk diganti. Hal ini terjadi di Indonesia, Mesir, Saudi Arabia, Yordania dan negeri-negeri Islam lainnya.

Maksud AS dengan perubahan kurikulum ini adalah jelas, menghilangkan tiga kekuatan utama kaum muslim aqidah, syariah yang diterapkan oleh Khilafah, dan jihad. Sebab selama tiga kekuatan ini masih hidup di pemikiran dan sanubari kaum muslim AS akan mengalami banyak hambatan untuk memuluskan penjajahannya atas kaum muslim.

D. Budaya dan Gaya Hidup (life style)

Hedonisme dan Permesivisme : budaya asing (natal, tahan baru, velentine day); Globalisasi : musik, makanan, pakaian, olahraga. Tidak ada satu aspek pun yang tidak diserang oleh negara-negara imperialis, termasuk dalam hal budaya dan gaya hidup. Penduduk negeri-negeri Islampun di'format' pemikiran dan perasaannya dengan budaya dan gaya hidup Barat yang najis. Internasionalisasi dan globalisasi ini dipropagandakan oleh negeri-negeri Barat dengan sungguh-sungguh serius.

Tidak mengherankan kalau saat ini, negeri-negeri Islam , tidak jauh beda dengan negara-negara Barat dilihat dari budaya dan gaya hidupnya. Budaya hedonise dan permesivisme pun menggejala hampir di seluruh sektor. Remaja-remaja negeri-negeri Islam dibuai dengan musik yang menjauhkan mereka dari Islam. Budaya funk , under ground, suatu hal yang tidak asing lagi kita saksikan. Hari raya yang muncul dari agama maupun ideologi kufur pun dirayakan, bahkan lebih besar dari hari raya kaum muslimin sendiri. Natal dan Tahun Baru menjadi agenda hidup kaum muslimin. Narkoba, seks bebas, homoseksual, pornografi, sedikit demi sedikit telah menjadi budaya kaum muslimin.

Target Barat dalam hal ini adalah jelas, menjauhkan kaum muslim dari budaya dan gaya hidup Islam. Meninabobokkan mereka dengan kesenangan semu, merusak moral pemuda Islam. Dan juga untuk kepentingan ekonomi. Lewat tawaran budaya dan gaya hidup Barat, sungguh jelas negara-negara Barat-lah yang menuai untung , sebab merekalah produsen budaya dan gaya hidup itu. Sementara negeri Islam menjadi konsumennya. Sungguh menyedihkan, sudah mengikuti gaya hidup kufur , diperas lagi ekonominya.

E. Militer : pendudukan Irak, Afghanistan, Palestina

Tidak puas dengan menjajah lewat ekonomi, budaya, atau pendidikan. Negara-negara imperialis penjajah kufur pun menyerang negeri-negeri Islam, mendudukinya secara langsung. Dengan berbagai alasan yang penuh kebohongan mereka menyerang negeri Islam, membunuhi rakyat yang tidak berdosa, memperkosa para wanitanya, melanggar kehormatan rumah-rumah kaum muslim. Inilah yang terjadi di Irak, Afghanistan, Palestina dan negeri-negeri Islam lainnya.

Negara imperialis melakukan ini , setelah mereka melihat bahwa kepentingan mereka tidak bisa dimaksimalkan oleh agen-agen mereka di negeri Islam. Merekapun turun langsung dengan alasan mengganti rezim yang diktator (padahal merekalah yang membentuk, mendukung, dan mempertahankannya selama ini). Persaingan antara negara Kapitalis seperti Eropa dan AS pun telah mendorong mereka untuk secara brutal memperebutkan negeri-negeri Islam.

F. Pemikiran.

1. Penghancuran aqidah umat ; Liberalisasi ajaran Islam (syariat) ; parsialisasi ajaran Islam

Barat sangat sadar, penjajahan mereka terhadap negeri-negeri Islam sangat tergantung pada pemikiran dan perasaan apa yang dianut oleh kaum muslim. Selama mereka masih berpegang teguh kepada aqidah , syariat, daulah khilafah, dan jihad, kaum muslim tidak akan bisa ditaklukkan. Maka negara-negara Imprialis ini memiliki kepentingan besar untuk mem'format' pemikiran masyarakat di negeri Islam. Dengan sasaran menghancurkan aqidah, syariat yang ditegakkan oleh Khilafah, dan jihad.

Untuk itu mereka menggunakan anak-anak kaum muslim sendiri untuk menghancurkan masyarakatnya. Mereka menyekolahkan, membiayai, memberikan kesenangan kepada anak-anak muslim untuk menyebarkan ide-ide yang menghancurkan Islam. Muncul-lah kelompok-kelompok yang mengatas namakan muslim tapi dengan bangga yang tidak merasa bersalah menyebarkan ide-ide yang rusak. Atas nama liberalisme, demokratisasi, pluralisme mereka menjadi agen Barat yang menghancurkan kaum muslim sendiri dengan mengokohkan sekulerisme di negeri-negeri Islam.

Dari segi aqidah mereka mengusung ide persamaan agama, serumpun dalam millah ibrahim. Syariah pun dikaburkan dengan melakukan dikotomi tekstual-kontekstual, tafsir hermeneutika, dan lain-lain.

2. Penyesatan,pengkaburan dan mencitrakan secara negatif ide-ide Islam.

Dari segi pemikiran tahun 2003 ini penuh dengan upaya untuk menyesatkan, mengaburkan dan mencitra negatifkan ide-ide Islam. Dari segi aqidah upaya penyeatan dilakukan dengan mengatakan semua agama itu sama, itu millah ibrahim, yang bedakan hanya cara ibadahnya. Penayangan acara-acara mistik pun dilakukan untuk menjatuhkan umat pada kemusyrikan. Ide-ide syariat Islam pun dijelek-jelekkan, seperti mengatakan bahwa poligami menindas wanita, potong tangan tidak manusiawi, jilbab bentuk agresif yang menindas wanita.

MEMBENDUNG IMPERIALISME DENGAN SEIMBANG
  • Oleh sebab itu, siapa saja yang menyerang kalian, seranglah dia, seimbang dengan serangannya terhadap kalian. (QS al-Baqarah [2]: 194).
  • Persiapkanlah untuk (menghadapi) mereka kekuatan apa saja yang mampu kalian (persiapkan), dan juga menambatkan kuda. Dengannya, kalian akan bisa menggentarkan musuh Allah dan musuh kalian. (QS al-Anfal [8]: 60).
Barat menyadari benar potensi umat Islam kalau kaum muslim bersatu. Beberapa potensi umat Islam itu ideologi (aqidah Islam), geopolitik (posisi yang strategis di dunia), sumber alam (menguasai sumber alam yang vital terutama minyak), sumber daya manusia (lebih dari 1,5 milyar), militer dan lainya. Carleton, saat mengomentari peradaban Islam dari tahun 800 M hingga 1600 M, menyatakan, “Peradaban Islam merupakan peradaban yang terbesar di dunia. Peradaban Islam sanggup menciptakan negara adidaya (super state) yang terbentang dari satu samudera ke samudera lain; dari iklim Utara hingga tropis dengan ratusan juta orang di dalamnya, dengan perbedaan kepercayaan dan suku.” (“Technology, Business, and Our Way of Life: What’s Next”). Samuel Huntington, dalam ”The Clash of Civilitation”, menulis, “Problem mendasar bagi Barat bukanlah fundamentalisme, tetapi Islam sebagai peradaban yang penduduknya yakin ketinggian kebudayaannya tapi dihantui rendahnya kekuataan mereka saat ini.”

Dengan potensi ideologis dan faktor-faktor penunjang tersebut, Daulah Khilafah Islam jelas akan menjadi sebuah negara adidaya yang sangat kuat. Di sinilah letak pentingnya kaum Muslim menegakkan Daulah Khilafah Islam tersebut di tengah-tengah mereka. Tanpa Daulah Khilafah Islam yang berdasarkan ideologi Islam membuat kaum Muslim mundur dalam peran internasionalnya, bahkan tidak mampu menghadapi penjajahan Barat.

Bagaimanapun, Barat dengan kekuatan negaranya yang dibangun atas dasar ideologi kapitalisme yang mengglobal, juga harus dilawan dengan kekuatan negara yang dibangun di atas ideologi yang juga mengglobal. Negara tersebut adalah Daulah Khilafah Islam . Daulah Khilafah Islam akan menghimpun potensi kaum Muslim dan menyatukan Dunia Islam untuk kemudian berjihad melawan penindasan negara-negara Barat kapitalis. Jihad berperang melawan negara-negara Barat kapitalis—termasuk perang propaganda—tentu saja akan dapat dilakukan secara seimbang jika kaum Muslim bersatu di bawah naungan Daulah Khilafah Islam . Ya Allah hamba-Mu telah menyampaikan saksikanlah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ahmadiyah (1) Akhlak (26) Bibel (6) Dajjal (1) Dakwah (43) Fatwa (2) Firqah (3) Hak Azazi Manusia (16) Ijtihad (2) Islam (33) Jihad (19) Kristen (19) Liberalisme (49) Mualaf (9) Muslimah (15) Natal (2) NU (1) Orientalis (9) Peradaban (52) Poligami (11) Politik (34) Ramadhan (10) Rasulullah (24) Ridha (5) Sahabat (1) Sejarah (42) Suharto (1) Tasawuf (29) Tauhid (21) Tawakal (4) Teroris (16) Trinitas (9) Ulama (1) Yahudi (37) Yesus Kristus (34) Zuhud (8)